Jumat, 11 November 2016 0 komentar

Bahasa Krama, Kaya Tata Krama



Saya sering mendengar sebuah pepatah bahwa “Bahasa adalah alat pemersatu bangsa”. Kalimat itu mungkin memang tidak asing di telinga kita. Bahasa Indonesia sendiri, adalah bahasa utama dari identitas bangsa Indonesia. Wilayah Indonesia sangat luas terdiri dari berbagai suku, ras, agama, maupun bahasa. Ada berbagai macam bahasa dari tiap daerah diantaranya, ada bahasa batak, bahasa bugis, bali, sunda, maupun bahasa jawa. Dari berbagai keanekaragaman tersebut membuat Indonesia semakin berwarna dan kaya akan budaya.
Tinggal dan dibesarkan di tanah Jawa membuat saya banyak banyak belajar budaya Jawa. Di mana budaya Jawa mengajarkan kita untuk saling menjunjung tinggi tata krama. Mulai dari belajar menghormati orang tua dengan bahasa, tingkah laku, maupun tutur kata. Saling menghormati dan menghargai antara yang muda dan tua jadi kunci utama budaya jawa. Salah satu bentuk menghargai antara yang muda dengan yang tua adalah dengan berkomunikasi. Caranya pun berbeda antara komunikasi dengan anak muda kepada orang tua, ataupun antar anak muda dengan anak muda. Cara berkomunikasi dalam budaya Jawa ini lebih dikenal dengan sebutan Bahasa Krama atau “boso kromo”.
Bahasa Krama sendiri merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat Jawa sendiri khususnya. Menggunakan bahasa Krama sendiri ini sangat baik untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih tua atau yang lebih dihormati. Bahasa Krama juga memiliki banyak tingkatan-tingkatan, untuk berkomunikasi dengan siapa lawan bicaranya. Salah satu bentuk bahasa Krama yang sering diajarkan disekolah-sekolahan adalah bahasa krama inggil atau bisa juga disebut bahasa krama alus.  Salah satu contoh adalah ketika kita berbicara dengan teman kita, wes mangan durung? Kalimat tersebut merupakan bahasa jawa ngoko yang artinya sudah makan belum?. Akan tetapi menjadi beda bahasa ketika kita sedang berbicara dengan orang tua kita yang menggunakan basa Krama inggil, bapak sampun dhahar menopo dereng?. Artinya sama yaitu menanyakan sudah makan apa belum?. Akan tetapi bahasa jawa tersebut digunakan untuk menghormati orang tua, nada gaya bicarapun juga berbeda. Jika bahasa ngoko merupakan bahasa yang digunakan dengan nada bicara sedang, berbeda dengan bahasa Krama inggil yang nada bicaranya halus, penuh sopan santun dan lebih tertata dengan baik.
Namun, di era sekarang penggunan bahasa Krama inggil sudah mulai agak dilupakan. Di mana tempat saya tinggal yaitu di kota Semarang, penggunan bahasa ini nampaknya tidak semuanya paham betul.  Walaupun mungkin di sekolah-sekolah dasar yang berada di Semarang khususnya, pelajaran bahasa Krama inggil  ini masih diajarkan. Tetapi nampaknya bahasa asing sekarang lebih mendominasi. Banyak tempat les bahasa asing yang mulai dipadati murid-murid. Sepertinya orang tua di jaman sekarang lebih mendukung anak-anaknya untuk belajar bahasa asing ketimbang belajar bahasa daerah. Alasanya mungkin, orang tua ingin anaknya memiliki “nilai lebih” dalam menggunakan bahasa-bahasa asing khususnya.
Era Digital seperti ini memungkinkan untuk setiap orang belajar maupun mendapatkan informasi dari manapun. Hal ini mungkin yang menjadi pertimbangan orang tua untuk melatih anaknya belajar bahasa asing. Di mana sekarang informasi digital banyak yang menggunakan bahasa asing dalam tampilannya. Anak-anak muda sekarang juga dalam gaya berbicara sering mencampurkan antara bahasa Indonesia dengan bahasa inggris, tujuannya satu biar dibilang keren. Sewaktu saya berjalan-jalan ke mall, saya pernah melihat seorang anak dengan ibunya yang sedang berbicara dengan bahasa inggris, padahal orang tersebut orang Pribumi. Meskipun saya tidak begitu paham dengan apa yang dibicarakan, tetapi nampak dalam percakapan tersebut anak itu marah dengan ibunya, dan berkata-kata kasar menggunakan bahasa inggris. Seketika orang disekitarnya melihat percakapan anak dan ibunya itu, dengan tatapan yang tajam. Walaupun ada yang mengerti atau tidak mengerti bahasa yang digunakan tersebut, dari percakapan itu terlihat bahwa bahasa yang digunakan itu tidak menunjukan rasa hormat anak terhadap ibunya.
Saya sendiri sangat setuju ketika kita belajar banyak bahasa asing. Karena tujuan belajar itu adalah menambah ilmu. Akan tetapi kita juga harus bijak dalam menggunakan bahasa asing yang kita pelajari. Supaya kita bisa mendapatkan hal-hal yang positif dari apa yang kita pelajari. Toh, bahasa asing juga menambah skill kita untuk bisa berkomunikasi dengan baik pada orang-orang yang berada di luar wilayah kita (Warga Negara Asing). Tetapi kita tidak boleh lupa juga dengan bahasa daerah. Karena menurut saya, bahasa daerah khususnya bahasa jawa Krama inggil merupakan bahasa yang kaya akan tata krama. Di mana dalam menggunakan bahasa ini kita dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dengan siapa lawan bicara kita. Unggah-ungguh dan sopan santun dari menggunakan bahasa Krama inggil ini sangat perlu diperhatikan. Artinya ketika kita berbicara dengan orang yang dihormati atau yang lebih tua nada atau gaya bicara kita harus lemah lembut, tidak menggunakan nada yang keras, gaya berbicara juga ditata, dan tetap sopan.
Karena Bahasa Krama, Kaya Tata Krama, Mari Kita Pelajari Bersama.
Jumat, 03 Juni 2016 0 komentar

Aku Ketemu Kamu (bagian-2)



Lanjutan cerita yang tadi nih, awas jangan sampai ketinggalan ini udah bagian-2 !!!
Walaupun aku punya kontak Linenya dan dia sering update foto berdua sama pacarnya, aku emang gakpernah sih chattingan sama dia. Kenapa? Karena aku gakpernah mau gangguin hubungan orang yang udah punya pacar, Haseeeeeeeek~. Tapi waktu itu, bulan puasa tepatnya. Aku update status yg intinya aku lagi Buka Bersama (Buber) SD angkatanku. Gaktahu kenapa adik manis ini tiba-tiba komen, “aku juga dulu alumni situ loo mas.” Wih dalem hati bilang kayaknya dia udah mulai inget nih. Atau mungkin dia juga cumang spontan aja komen gitu, no one who knows.
Sampai saatnya adik manis ini kuliah disalah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Suatu hari aku ngelihat adik manis ini dikampusku. Langsung dong dengan spontan aku Line dia ....(titik nama cewek itu) kamu sekarang kuliah disini to?”. Eh dia ternyata fast respons balesnya “iya mas aku kuliah disini, kamu juga kuliah disini yaa mas?”. Aku jawab “iya, kamu jurusan apa?.” Seketika itu dia nggak bales lagi Line aku. Aku tahu waktu itu dia punya cowok, dan aku pikir mungkin dia gakbales Lineku lagi karena takut sama cowoknya ,Mungkin?. Yaudah aku maklumin aja. Sempat waktu itu Lineku juga dihapus dari kontaknya dan aku sih maklum juga dan biasa aja, mungkin aku takut dianggep ganggu hubungannya.
Selang beberapa lama mereka pacaran, ternyata aku dengar kabar putus mereka dari Instagram adik manis. Langsung dong aku coba iseng DM di Instagram minta kontak Line dia lagi. Seneng sih ternyata dia ngasih ID kontak Linenya, walaupun harus nunggu berhari-hari. Sempat beberapa kali aku Line dia, kadang dibales kadang juga enggak, kebanyakan nggak dibalesnya sih, ha.ha..haha. Dia ini tipikal yang bales Line cepet tapi ilangnya juga cepet, mungkin dia lagi jaga jarak atau takut bikin orang Baper, maklum yang suka banyak hehe.
Tiba-tiba dia Line aku, seneng dong dapet Line duluan dari cewek yang kusuka. Eeh setelah di buka, ternyata cumang mau nawarin tiket Pensi aja hufftt ZBL. Tapi namanya otak cowok mah banyak akalnya, aku sengaja tanya-tanya tiket ke dia biar bisa sekali-kali chattingan lama sama dia sambil colong perhatian dikit hehe, akhirnya aku pesen dua tiket ke dia. Aku harap bisa cepet-cepet ketemu, terus ambil tiketku. Tapi ALLAH berkata lain kayaknya aku emang gakboleh buru-buru ketemu dia, adik manis juga ternyata lagi sibuk jadi panitia pensi dan juga lagi Ujian Tengah Semester (UTS).
Sampai akhirnya tanggal 10 Mei 2016, kita berdua sepakat ketemu buat ambil tiket pensi. Karena waktu itu dia baru pulang kampus malem, aku mutusin buat ketemu dirumahnya aja, awalnya dia sih nolak. Tapi karena aku punya “jurus Negosiasi” yang baik akhirnya dia mau. Kasihan juga sih kalo dia keluar rumah malem-malem, capek juga pasti dia. Aku sampai nih dirumahnya, terus sepintas aku lihat wajahnya. Ternyata CUANTIKE POOL !!! (cantik banget dalam bahasa Indonesia). Walaupun ketemu cumang 5 menit dan ngobrolnya cumang sedikit.
Aku harap sih ada cerita baru dari aku sama adik manis. Yang nantinya bisa aku tulis dan juga bisa aku rasain sendiri, entah nanti aku jadi “posisi” apa buat hidupnya terserah ALLAH yang ngatur. Tapi setidaknya aku bersyukur udah ketemu adik manis yang bikin aku penasaran. Kamu itu Wanita Terindah yang pernah aku lihat selama aku hidup. Terimakasih erg/eg.
Kamis, 26 Mei 2016 0 komentar

Aku Ketemu Kamu



Am, em, am, em emmmmm bingung nih mau nulis kalimat pertama apa, nulis kalimat pertama aja aku bingung gimana mau nulis selanjutnya. Jadi gini nih, pernah nggak sih kamu suka sama seseorang tapi baru diketemukan?. Satu tahun, Dua tahun atau Tiga tahun? Ah itu mah singkat, aku butuh waktu 10 tahun buat ketemu sama seseorang yang satu ini, pastinya seorang wanita asli looyaa bukan yang KW hehe. Aku kenal dia udah dari SD, waktu itu dia adik kelasku nah aku kakak kelasnya, yaiyalah masak aku Penjaga Kantinnya hufttt. Jadi jaman-jaman SD dulu itu lagi ngetrend namanya antar jemput sekolah. Entah kenapa tiba-tiba antar jemput langgananku ini ngajak adik kelasku cewek (yang mau aku ceritain di sini). Waktu itu pipinya masih chubby, wajahnya manis, badannya masih bergizi (jaman anak SD dulu masih sering dikasih Susu bubuk sama Ibuk) tingginya pun rata-rata sama kayak anak seusianya.
Dia ini sebenernya kalo nggak salah bukan satu jemputan sama aku, tapi karena waktu itu sopirku kasihan lihat dia nunggu jemputan atau nunggu Ortunya belum jemput makannya sopirku ngajak bareng jemputanku. Waktu itu aku duduk di depan sebelah sopir, karena di belakang udah penuh mau nggakmau adik manis ini duduk disampingku, emang sih waktu itu badan kita masih pada kecil-kecil jadi satu kursi muat dua orang. Nah temen-temenku yang di belakang pada mgecengin “ciee duduk berdua, kenalan dong kenalan” gitu kira-kira teriak mereka. Karena kita berdua masih sama-sama polos dan gaktahu apa-apa yaa kami diem aja. Sampai jemputan itu nganter adik manis ini kerumahnya, didalem hati bilang “oh disini to rumahnya, agak bingung juga yaa jalannya muter muter, tapi semoga masih inget.”
Waktu berjalan, kami berdua sempet dipertemukan sebentar, tepatnya waktu CFD. Yaa dia agak malu-malu, akupun juga agak ragu-ragu. Kita sama-sama lagi naik sepeda, dia mau pulang kerumahnya aku pulang kerumahku, ceritanya ketemu di jalan arah mau pulang. Dia ini masih SMP aku baru masuk SMA beda dikit doang jaraknya PERCAYALAH!. Kita cumang Say Hay tanpa pernah tahu dulu itu kita satu SD dan pernah sebangku waktu dijemputan. Memang sih kita jarang chattingan atau sms-an yaa paling kalo ketemu yaudah nyapa aja, aku inget mukanya dia tapi belum tentu dia inget mukaku, begitu kira kira.
Kita akhirnya tumbuh jadi remaja. Sempat beberapa kali aku ketemu dia, tapi berhubung waktu ketemu yang gak pas jadi aku gakbisa sekedar nyapa atau ngucapain “hai” buat dia. Suatu hari aku mau pergi latihan band disebuah Studio musik. Karena aku nggaktahu tempat studio yang baru aku putusin buat nunggu di depan gang sambil nunggu temenku yang tahu tempatnya. 5 menit aku nuggu disitu, dari kejahuan aku lihat ada dua orang pacaran boncengan naik motor matic. Jarak motor itu makin dekat ke arah motorku dan bener aja motor itu lewat didepanku. Sekejap mata ini tiba-tiba jadi kaku ternyata yang aku lihat itu adik manis yang ternyata sekarang udah punya pacar !. Sedih sih nggakbegitu, namanya udah remaja mau punya pacar kenal cowok mah sah-sah aja. Adik kelasku ini juga sekarang udah makin cantik dan semua cowok juga suka sama dia, wajar dong dia cepet punya pacar. Pacarnya juga ganteng badannya gede lagi, uluh-uluh~ 
Berlanjut..........
Senin, 23 Mei 2016 0 komentar

Tragedi 5.000 Rupiah



Kisah ini bukan mau nyeritain sejarah uang 5.000, kisah horor tentang uang 5.000 apalagi maskawin uang 5.000, duh Laper duh salah duh Baper kan maksudnya. Jadi sebenarnya begini, uang 5.000 itu berharga loo, misalnya nih kita mau beli Cilok yang harganya 6.000 mesti kan kita ngasih ke abang-abangnya yang jualan uang 5.000 terus sama uang 1.000 jadi pas tuh sama harganya. Bisa juga sih kasih uang 10.000 biar ada kembaliannya tapi kalo diceritaiin disini makin panjang dong, hehe. Terus lagi nih misal kita mau nabung sehari uang 5.000 kan mau nggakmau kita juga harus siapin uang 5.000 buat “syarat” ditabung. Ada lagi nih misal kita masuk ketempat wisata, disana harga karcisnya 5.000 mau nggakmau kita juga harus nyiapin uang 5.000 buat beli tiket masuk, itupun kalo perginya sendiri biasanya sih jomblo lagi stressHAHA, kalo berdua berati pacaran, kalo bertiga berati biasanya yang satunya tugasnya fotoin, kalo lebih dari 3 orang itu berati lagi piknik dah gitu aja simple. Jangan terlalu serius yaa baca paragrapah pertama, ini cumang Lead.
Inti ceritanya ada di paragaraph ini nih, disimak ya. Jadi begini beberapa minggu lalu aku pergi ke Bisokop ceritanya mau nonton film, yaiyalah nonton film masak iya mau nonton demo wajan sama panci. Kebetulan aku suka banget film action, waktu itu film yang aku pilih London Has Fallen. Ternyata waktu sampai ditempat bioskop masih harus antri panjang banget, mana depanku orang pacaran apalagi di belakang udah pada berkeluarga huh KZL. Singkat cerita udah sampai nih di bagian ticket. Tapi sebelum pesen tiket, di depanku ternyata ada sepasang kekasih yang agak sedikit ribut masalah bayar tiket (sebut saja duhmbak sama duhmas). Duhmas ini sebagai cowok bertanggungjawab bayar tiket nonton buat mereka berdua pacaran. Mereka berdua sepakat nonton film action, kira kira waktu itu tiket yang harus dibayar 70.000, sih cowok ngeluarin uang 65.000. Ternyata uangnya kurang 5000, duhmas minta uang 5.000 ke duhmbak, ee ternyata duhmbak bilang nggakpunya. Duhmbak malah bilang “uangku adanya 100ribu doang nih” duhmbak bilang gitu sambil dengan santainya mainan HP. Karena duhmas nggakmau ngerepotin duhmbak akhirnya duhmas ngalah dan ngeluarin kartu kredit buat nonton bioskop yaa walaupun duhmas mukannya agak sedikit masam dan kecewa tapi gimana duhmas terlanjur sayang, ndes !.
Jadi pesan yang diambil dari cerita pacaran duhmbak sama duhmas ini yaitu, jadilah pasangan yang bisa saling melengkapi dan harus rela berbagi jangan pas mau enaknya aja tapi kalo pas susahpun harus siap bantu. Pokoknya take and give jangan give and give, memberi dan menerima apapun yang telah ditakdirkan buat jadi pasangan hidup kita. Mau susah atau seneng yaa harus ditanggung bersama. Pacaran sebenernya itu mengajarkan kita buat saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Karena relationship goals itu bukan yang sering update foto berdua ke media sosial, tetapi yang bisa jaga perasaan sayang sampai ke pernikahaan dengan orang yang sama. Zadissssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss! *kayak pernah pacaran lama ajaHAHA
Jumat, 11 Maret 2016 0 komentar

Setelah Ini Kemana? Trus Mau Apa? (Bagian ke-2)



Tanpa basa basi dan banyak tulisan yang menganggu para pembaca setia, aku mulai bagian kedua dari tulisan sebelumnya nih. Sebelum baca bagian yang kedua yaa harusnya sih baca bagian pertama, karena apa? Karena aku mencintaimu, halaaaah apaan. Maksudnya karena biar nyambung aja soalnya kadang yang nulis aja juga suka bingung sendiri misal udah mikirin tulisan A eeeh ternyata yang ditulis malah ngcsncang alias nggak nyambung HAHA. Buseeeet ternyata ane panjang juga yaa basa-basinya hahaha, tenang habis ini ganti alenia langsung masuk inti cerita deh janji. Janji apa? Janji suci kepadamu oh Dewiku~
Fokus!!! Langsung cerita aja. Selasa, 26 Januari 2016, akhirnya aku WISUDAAAAA, WOW!!! WOW!!! WOW!!!. Cumang mau bilang gitu aja sih, tapi dibalik sebuah kisah pasti ada cerita yang bisa diceritakan. Begini awal ceritanya, akhirnya nih aku bisa nyelesain kuliahku kurang lebih 3 tahun 3 bulan, orangtua juga bangga akhirnya anaknya bisa wisuda dan Alhamdulilah kedua orangtua masih bisa lihat anaknya pakai Toga. Kata orang-orang sih salah satu “beban” orang tua selesai itu ketika berhasil mengantarkan anaknya buat Wisuda, yaa walaupun masih ada “beban” yang lain aku juga kurang tahu sih sebenernya. Tapi beberapa jam sebelum ke tempat penobatan gelar Wisudawan, ada perasaan yang gak enak gak jelas gitu rasanya campur aduk sih. Di sisi lain ada senengnya dilain sisi juga ada nggak senengnya sih. Senengnya tuh karena udah selesai kuliahnya setidaknya udah lihat orang tua tersenyum lega, tapi di sisi lain, timbul pertanyaan “Setelah ini kemana? Trus mau apa?” itu terus yang aku pikirin sampai tiba ditempat penobatan Wisuda.
Acara wisuda tepat dimulai pukul 12.30 WIB, seluruh Rektor, Dekan dan Senat mulai masuk ke dalam ruangan wisuda. Ada perasaan bangga melihat guru-guru besar berjalan di depan para wisudawan/wati. Perasaan di dalam hati bilang “Wah, akhirnya aku bisa ngerasain momen seperti ini juga, besyukur banget deh.” Ngomong di dalem hati gitu terus ada backsound lagunya Mytha-Aku Cuma punya hati ala-ala FTV gitu terus ada daun-daun pada gugur, kenapa to kamu? hahah. Acara demi acara pun berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan roundown yang telah dirumuskan. Tapi nih pertanyaan yang ada diotakku belum terjawab juga selama proses wisuda berlangsung. Kira-kira 1 jam acara udah mau selesai Rektor naik ke atas mimbar nih buat memberikan sedikit pidato. Awalnya sih aku dengerin pidatonya yaa kayak males-malesan gitu dengernya. Tapi di tengah pidatonya, WAW SUPER SEKALI!!!, Rektor pidato mirip orang Stand Up, Pecaaaaaah, Kompor Gasssss. Semua yang ada diruangan itu dari Dekan, Senat, Wisudawan sampai Orang Tua yang hadir tak luput dari gelak tawa yang mendengar pidato Rektor. Lucu banget o~
Sampai akhirnya Rektor menutup pidato, dan ternyata pesan penutup pidatonya bisa menjawab semua pertanyaanku selama ini. Pesan Rektor yaitu, “Wisuda ini hanya euforia sementara saja, tapi setelah ini harus ada mimpi dan cita-cita yang harus diperjuangkan. Jadilah orang yang memberikan manfaat buat orang-orang disekitar dan masyarakat luas.”
 
;