Kata orang, belajar itu tidak kenal
tempat dan tidak kenal umur.
Prinsip itu yang aku pegang sampai
umurku yang sekarang ini. Karena apa?, menurutku belajar itu selain membuat
kita menjadi bertambah pengetahuannya. Kita juga bisa tahu, seberapa
bermanfaatkah ilmu yang kita pelajari untuk diri sendiri dan juga lingkungan
sekitar. Oleh karena itu, selama masih ada niat dan semangat untuk belajar maka
jangan batasi dirimu !.
Aku memang bukan mahasiswa “asli” dari
Udinus. Maksudnya adalah, aku itu mahasiswa Transfer dari lulusan D3 (Diploma
3) ke jenjang S1. Artinya, aku memang tidak mengikuti kuliah dari semester
awal. Tetapi aku hanya mengambil mata kuliah yang kurang saja, untuk
selanjutnya di konversi ke dalam SKS di jenjang S1. Dulu aku adalah mahasiswa
program D3 - Hubungan Masyarakat sebuah universitas negeri dan lulus 2016.
Sekarang aku resmi tercatat sebagai mahasiswa Transfer di S1 Ilmu Komunikasi
Udinus.
Mungkin temen-temen yang dikampusku dulu
bertanya-tanya, Kenapa lanjutnya Udinus?. Langsung aku jawab, karena Udinus itu
kampus berbasis teknologi dan kewirausahaan. Bayangkan saja kampus yang punya tagline “for a better future” ini sangat inovatif dan kreatif khususnya
dalam bidang teknologi. Tak jarang mahasiswa disana mendapatkan banyak prestasi
baik tingkat nasional maupun internasional khususnya dibidang teknologi. Ada
salah satu hal yang membuat aku kagum sampai sekarang ini. Mahsiswa Udinus itu juga
ternyata sampai sekarang masih melestarikan warisan budaya, dan uniknya budaya tersebut
dikolaborasikan dengan pemanfaatan teknologi. Salah satunya, adalah dengan alat
musik Gamelan yang dibuat elektronik atau disebut E-Gamelan. Bisa dibayangkan,
bagaimana seru dan asiknya para mahasiswa Udinus bermain Gamelan dengan
memanfaatkan Gadget mereka, Woaw
Keren.....
Udinus memang kampus unggulan. Sebutan
tersebut sangat pantas disematkan buat kampus yang terletak disekitar area Tugu
Muda Semarang ini. Karena letaknya yang sangat strategis, dan juga bangunan
gedung kampusnya yang futuristik. Tak heran, kampus ini semakin dikenal
masyarakat luas. Unggul dalam sarana dan prasarana, unggul dalam bidang
teknologi dan mengedepankan semangat kewirausahaan menjadikan kunci
keberhasilan dan Eksistensi Udinus sampai saat ini.
Sedikit berbagi pengalaman tentang
semangat kewirausahaan di Udinus. Beberapa waktu yang lalu aku dan teman-teman
mendapat “tantangan” dari dosen untuk membuat buku. Tidak hanya sekedar membuat
buku kami juga dituntut untuk self
publishing. Artinya kami harus menerbitkan buku tersebut bekerjasama dengan
percetakan dan juga mengurus ISBN (Internasional
Standard Book Number) dan menjualkannya secara mandiri. Awalnya kami sempat
pesimis, karena takut karya kami nanti tidak dihargai. Maklum waktu itu kami
terdiri dari 10 orang, yang tidak begitu ahli dalam menulis dan semuanya belum
tentu memiliki semangat berkarya. Tapi karena ada dosen pembimbing kami yang
selalu menguatkan kami untuk maju terus. Akhirnya kami menjadi semangat untuk
membuat buku.
Singkat cerita kami pun berhasil membuat
buku tersebut hingga mampu cetak 100 eksemplar. Buku ini kami beri judul “Kita
(pernah) Wisuda”. Judul ini dipilih karena kami bersepuluh adalah mahasiswa
yang pernah lulus sebelumnya dijenjang D3, dan sekarang kami menjadi mahasiswa
Transfer di Udinus. Ada yang bikin kami bangga, karena dosen pembimbing kami
juga ikut menulis di dalam buku ini. Sehingga ada 11 penulis dan 11 cerita yang
berbeda dari tiap halaman di buku ini. Rasa bangga dan bersyukur tidak berhenti
kami ucapkan, ketika kami tahu bahwa buku kami akan di launching di TVKU (TV Kampus Udinus). Hingga saat ini banyak dari
teman-teman kami yang tertarik untuk membaca buku yang kami keluarkan. Menurut
kami, semangat kewirausahaan itu bukan hanya melulu soal uang. Akan tetapi,
semangat kewirausahaan adalah saat kita memiliki sikap dan juga semangat untuk
selalu kreatif dan inovatif dalam menghasilkan sebuah usaha atau karya.
Ada pepatah bilang “Tuntutlah Ilmu Walau
Sampai ke Negeri China”. Pepatah itu aku rasa sangat melekat dipemikiran masyarakat
luas. Karena hal itu yang mendasari kenapa aku di Udinus. Almamaterku sekarang
menuju Dunia. Banyak kerjasama kelas dunia yang telah dilakukan oleh Udinus. Mahasiswa
Udinus juga banyak yang student exchange
baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tidak kalah lagi banyak dosen dan
mahasiswa luar negeri yang menimba ilmu di Udinus. Bisa dibayangkan bagaimana
hebatnya Udinus yang tidak hanya terkenal di Jawa Tengah saja bahkan sampai
luar negeri tahu kualitas Udinus.
Apabila aku diberi kesempatan untuk bisa
student exchange ke luar negeri, aku
akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Ilmu dan budaya-budaya yang aku
dapatkan disini, akan aku bawa dan tunjukan dengan bangga kepada mahasiswa di
luar negeri sana. Supaya masyarakat di luar negeri sana tahu bahwa Indonesia
itu sangat indah dan beragam. Dan, ketika aku kembali lagi ke Indonesia aku
akan memanfaatkan ilmu yang aku dapat disana dengan sebaik-baiknya dan untuk membangun
Indonesia yang lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar