Tanpa basa basi dan banyak tulisan yang
menganggu para pembaca setia, aku mulai bagian kedua dari tulisan sebelumnya
nih. Sebelum baca bagian yang kedua yaa harusnya sih baca bagian pertama,
karena apa? Karena aku mencintaimu, halaaaah apaan. Maksudnya karena biar
nyambung aja soalnya kadang yang nulis aja juga suka bingung sendiri misal udah
mikirin tulisan A eeeh ternyata yang ditulis malah ngcsncang alias nggak nyambung HAHA. Buseeeet ternyata ane panjang
juga yaa basa-basinya hahaha, tenang habis ini ganti alenia langsung masuk inti
cerita deh janji. Janji apa? Janji suci kepadamu oh Dewiku~
Fokus!!! Langsung cerita aja. Selasa, 26
Januari 2016, akhirnya aku WISUDAAAAA, WOW!!! WOW!!! WOW!!!. Cumang mau bilang
gitu aja sih, tapi dibalik sebuah kisah pasti ada cerita yang bisa diceritakan.
Begini awal ceritanya, akhirnya nih aku bisa nyelesain kuliahku kurang lebih 3
tahun 3 bulan, orangtua juga bangga akhirnya anaknya bisa wisuda dan
Alhamdulilah kedua orangtua masih bisa lihat anaknya pakai Toga. Kata
orang-orang sih salah satu “beban” orang tua selesai itu ketika berhasil
mengantarkan anaknya buat Wisuda, yaa walaupun masih ada “beban” yang lain aku
juga kurang tahu sih sebenernya. Tapi beberapa jam sebelum ke tempat penobatan gelar Wisudawan, ada perasaan
yang gak enak gak jelas gitu rasanya campur aduk sih. Di sisi lain ada
senengnya dilain sisi juga ada nggak senengnya sih. Senengnya tuh karena udah
selesai kuliahnya setidaknya udah lihat orang tua tersenyum lega, tapi di sisi
lain, timbul pertanyaan “Setelah ini kemana? Trus mau apa?” itu terus yang aku
pikirin sampai tiba ditempat penobatan
Wisuda.
Acara wisuda tepat dimulai pukul 12.30
WIB, seluruh Rektor, Dekan dan Senat mulai masuk ke dalam ruangan wisuda. Ada
perasaan bangga melihat guru-guru besar berjalan di depan para wisudawan/wati.
Perasaan di dalam hati bilang “Wah,
akhirnya aku bisa ngerasain momen seperti ini juga, besyukur banget deh.” Ngomong
di dalem hati gitu terus ada backsound lagunya Mytha-Aku Cuma punya hati ala-ala
FTV gitu terus ada daun-daun pada gugur, kenapa to kamu? hahah. Acara demi
acara pun berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan roundown yang telah dirumuskan. Tapi nih pertanyaan yang ada
diotakku belum terjawab juga selama proses wisuda berlangsung. Kira-kira 1 jam
acara udah mau selesai Rektor naik ke atas mimbar nih buat memberikan sedikit
pidato. Awalnya sih aku dengerin pidatonya yaa kayak males-malesan gitu
dengernya. Tapi di tengah pidatonya, WAW SUPER SEKALI!!!, Rektor pidato mirip
orang Stand Up, Pecaaaaaah, Kompor Gasssss. Semua yang ada diruangan itu dari
Dekan, Senat, Wisudawan sampai Orang Tua yang hadir tak luput dari gelak tawa
yang mendengar pidato Rektor. Lucu banget o~
Sampai akhirnya Rektor menutup pidato, dan
ternyata pesan penutup pidatonya bisa menjawab semua pertanyaanku selama ini.
Pesan Rektor yaitu, “Wisuda ini hanya
euforia sementara saja, tapi setelah ini harus ada mimpi dan cita-cita yang
harus diperjuangkan. Jadilah orang yang memberikan manfaat buat orang-orang
disekitar dan masyarakat luas.”
0 komentar:
Posting Komentar