Jumat, 11 Maret 2016 0 komentar

Setelah Ini Kemana? Trus Mau Apa? (Bagian ke-2)



Tanpa basa basi dan banyak tulisan yang menganggu para pembaca setia, aku mulai bagian kedua dari tulisan sebelumnya nih. Sebelum baca bagian yang kedua yaa harusnya sih baca bagian pertama, karena apa? Karena aku mencintaimu, halaaaah apaan. Maksudnya karena biar nyambung aja soalnya kadang yang nulis aja juga suka bingung sendiri misal udah mikirin tulisan A eeeh ternyata yang ditulis malah ngcsncang alias nggak nyambung HAHA. Buseeeet ternyata ane panjang juga yaa basa-basinya hahaha, tenang habis ini ganti alenia langsung masuk inti cerita deh janji. Janji apa? Janji suci kepadamu oh Dewiku~
Fokus!!! Langsung cerita aja. Selasa, 26 Januari 2016, akhirnya aku WISUDAAAAA, WOW!!! WOW!!! WOW!!!. Cumang mau bilang gitu aja sih, tapi dibalik sebuah kisah pasti ada cerita yang bisa diceritakan. Begini awal ceritanya, akhirnya nih aku bisa nyelesain kuliahku kurang lebih 3 tahun 3 bulan, orangtua juga bangga akhirnya anaknya bisa wisuda dan Alhamdulilah kedua orangtua masih bisa lihat anaknya pakai Toga. Kata orang-orang sih salah satu “beban” orang tua selesai itu ketika berhasil mengantarkan anaknya buat Wisuda, yaa walaupun masih ada “beban” yang lain aku juga kurang tahu sih sebenernya. Tapi beberapa jam sebelum ke tempat penobatan gelar Wisudawan, ada perasaan yang gak enak gak jelas gitu rasanya campur aduk sih. Di sisi lain ada senengnya dilain sisi juga ada nggak senengnya sih. Senengnya tuh karena udah selesai kuliahnya setidaknya udah lihat orang tua tersenyum lega, tapi di sisi lain, timbul pertanyaan “Setelah ini kemana? Trus mau apa?” itu terus yang aku pikirin sampai tiba ditempat penobatan Wisuda.
Acara wisuda tepat dimulai pukul 12.30 WIB, seluruh Rektor, Dekan dan Senat mulai masuk ke dalam ruangan wisuda. Ada perasaan bangga melihat guru-guru besar berjalan di depan para wisudawan/wati. Perasaan di dalam hati bilang “Wah, akhirnya aku bisa ngerasain momen seperti ini juga, besyukur banget deh.” Ngomong di dalem hati gitu terus ada backsound lagunya Mytha-Aku Cuma punya hati ala-ala FTV gitu terus ada daun-daun pada gugur, kenapa to kamu? hahah. Acara demi acara pun berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan roundown yang telah dirumuskan. Tapi nih pertanyaan yang ada diotakku belum terjawab juga selama proses wisuda berlangsung. Kira-kira 1 jam acara udah mau selesai Rektor naik ke atas mimbar nih buat memberikan sedikit pidato. Awalnya sih aku dengerin pidatonya yaa kayak males-malesan gitu dengernya. Tapi di tengah pidatonya, WAW SUPER SEKALI!!!, Rektor pidato mirip orang Stand Up, Pecaaaaaah, Kompor Gasssss. Semua yang ada diruangan itu dari Dekan, Senat, Wisudawan sampai Orang Tua yang hadir tak luput dari gelak tawa yang mendengar pidato Rektor. Lucu banget o~
Sampai akhirnya Rektor menutup pidato, dan ternyata pesan penutup pidatonya bisa menjawab semua pertanyaanku selama ini. Pesan Rektor yaitu, “Wisuda ini hanya euforia sementara saja, tapi setelah ini harus ada mimpi dan cita-cita yang harus diperjuangkan. Jadilah orang yang memberikan manfaat buat orang-orang disekitar dan masyarakat luas.”
 
;